I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi
di bidang pertanian telah berkembang pesat, salah satu contohnya adalah kultur
jaringan. Kultur jaringan tanaman merupakan teknik menumbuh kembangkan
bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan atau organ tanaman dalam kondisi
aseptis secara in vitro. Ciri teknik ini adalah kondisi kultur yang
aseptis, penggunaan media kultur buatan dengan kandungan nutrisi lengkap,
dan kondisi lingkungan kultur yang sesuai. Lingkungan yang sesuai dapat
dipenuhi dengan menentukan media tumbuh yang sesuai dan penempatan pada kondisi
yang terkendali berkaitan dengan intensitas dan periodisitas, cahaya,
temperatur, dan kelembaban serta keharusan sterilisasi.
Kultur
jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan maupun organ , serta menumbuhkannya
dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri
dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali (Sany, 2007). Konsep awal dari
kultur jarngan adalah diketahuinya kemempuan totipotensi dari sel tumbuhan.
Totipotensi sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi
genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi
menjadi tanaman lengkap.
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan ditempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Seperti
disebutkan sebelumnya bahwa
kondisi yang aseptic merupakan
syarat yang mutlak
dalam tahapan
perbanyakan tanaman secara kultur jaringan. Lingkungan
aseptic sebagai salah satu syarat utama suksesnya kegiatan kultur jaringan
perlu diterapkan dengan sungguh-sungguh. Untuk itu perlu adanya usaha
sterilisasi peralatan yang akan digunakan dalam proses kultur.
Tidak
hanya terbatas pada peralatan, namun ruangan yang akan digunakan pun harus
dalam kondisi aseptic. Tujuan utama dari sterilisasi ruangan maupun peralatan kultur pada dasarnya untuk
menghindari kontaminasi oleh mikro organisme yang ada di peralatan maupun di
udara bebas sekitar ruangan. Perlakuan tersebut mutlak dilakukan terutama pada
ruang penabur atau tempat yang digunakan
untuk penanaman eksplan.
B. Tujuan
Tujuan dari acara ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan
mahasiswa dalam melakukan sterilisasi peralatan dengan menggunakan autoklaf.
II.
TINJAUAN PRAKTIKUM
Sterilisasi
merupakan suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang terdapat
pada atau di dalam suatu benda. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan
bahan apa saja yang dapat tembus uap air
dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110-121
. Sterilisasi yang umum dilakukan
dapat berupa:
a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan,
penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan
tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan
udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur
170– 180
dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang
umumnya untuk peralatan gelas).
b. Sterilisasi secara kimia (misalnya
dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol,larutan formalin).
c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan
untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan
mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja
filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap
partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba).
Sterilisasi
dengan autoklaf adalah salah satu metode sterilisasi dengan uap air di
bawah tekanan. Kapas penyumbat, kasa, perlatan laboratorium, plastik
penutup, peralatan gelas, penyaring, air, dan media nutrisi dapat
disterilisasi dengan autoklaf. Hampir semua mikroba mati bila terkena uap yang
sangat panas dari autoklaf selama 10-15 menit/ semua obyek hendaknya
disterilisasi pada suhu 121ºC dan tekanan 15 Psiselama 15-20 menit. (Torres,
1989).
Sebagai
syarat mutlak suksesnya kultur jaringan tanaman, biasanya sterilisasi dilakukan
dengan menggunakan autoklaf. Bahkan autoklaf juga dapat digunakan untuk sterilisasi media tumbuh kultur jaringan. Tipe autoklaf yang
dapat digunakan untuk
sterilisasi sangatlah beragam macamnya,
mulai dari yang sederhana sampai digital (terprogram) (Gunawan, 1988).
Autoklaf
yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke
dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Dengan
autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari
api. Kelemahan dari autoklaf ini adalah bahwa perlu adanya penjagaan dan
pengaturan panas secara manual dan terkontrol, selama masa sterilisasi
dilakukan. Tetapi autoklaf ini mempunyai keuntungan, yaitu: lebih sederhana
sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang
sering merupakan problema untuk negara-negara yang sedang berkembang, serta
lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf.
Autoklaf
yang lebih komplit menggunakan sumber energi dari listrik. Alatnya dilengkapi
dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan baik.
Maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Kelemahannya
adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan persiapan media
menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakkan total pada autoklaf.
Sebagai sumber uap, juga berasal dari air yang ditambahkan ke dalam autoklaf
dan didihkan.
Biasanya
untuk laboratorium komersial, menurut Gunawan (1988), diperlukan autoklaf
dengan kapasitas besar dan sumber uap biasanya dari boiler yang terpisah.
Autoklaf ini sangat cepat dan dapat diprogam waktu sterilisasi serta waktu
pendinginan. Setelah sterilisasi bahan atau alat selesai, temperatur dan
tekanan autoklaf diturunkan secara perlahan-lahan dalam waktu 15-20 menit. Pada
autoklaf yang programmable (memiliki program yang dapat diatur), panas ini
diatur secara atomatis. Tetapi pada autoklaf yang sederhana hal ini harus
diatur secara manual.
III. MATERI PRAKTIKUM
A.
Alat dan Bahan
Bahan dan peralatan yang digunakan pada acara praktikum ini
antara lain autoklaf, kompor serta gas, peralatan kaca/Glass ware
(seperti botol kultur, Erlenmeyer, petridish, gelas piala), peralatan penanaman
/Dissecting kit (seperti pinset, scalpel), aluminium foil, kertas
paying, karet gelang, kertas merang, kertas pembungkus, plastic seal.
- Prosedur Kerja
1. Glass ware dan dissesting kit dicuci
bersih dengan sabun, dibilas dengan air lalu dikeringkan. Setel;ah kering mulut
botol ditutup dengan aluminium foil dan dieratkan dengan plastic seal (segel
plastik). Pinset dan scalpel dibungkus dengan kertas aluminium foil.
2. Glass ware dan dissesting kit
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 120oC pada tekanan 17,5 psi
selama 30 menit.
3. Selama proses sterilisasi
berlangsung, autoklaf ditutup rapat sehingga tekanan didalam autoklaf naik.
Tekanan tinggi tersebut dipertahankan selama 30 menit dengan mengecilkan api,
dilakukan selama tiga kali.
4. Kompor dimatikan setelah proses
sterilisasi selesai katup dibuka untuk membuang uap air hingga tekanan 0 psi.
5. Autoklaf dibuka dan peralatan yang
disterilisasi diambil.
6. Peralatan disimpan di tempat yang
bersih.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
No.
|
Nama Alat
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Autoclave
|
|
Alat sterilisasi
peralatan dan media kultur jaringan
|
2
|
Timbangan Analitik
|
|
Untuk menimbang
bahan dalam pembuatan media kultur jaringan
|
3
|
pH Meter
|
|
Untuk mengukur pH
media kultur jaringan
|
4
|
Magnetik Stirer
|
|
Untuk mengaduk
larutan dan memanaskan larutan
|
5
|
Botol Kultur
|
|
Untuk tempat
menanam eksplan
|
6
|
LAF
|
|
Untuk tempat
penanaman eksplan
|
7
|
Gelas ukur
|
|
Untuk mengukur suatu larutan
|
8
|
Erlenmeyer
|
|
Untuk menampung larutan
|
9
|
Seal
|
|
Untuk merekatkan
alumunium foil pada botol kultur
|
10
|
Pipet
|
|
Untuk memindahkan
larutan
|
11
|
Suntikan
|
|
Untuk memindahkan
larutan dengan skala yang kecil dan terukur
|
12
|
Pembakar Bunsen
|
|
Untuk sterilisasi
eksplan dan alat
|
13
|
Petridish
|
|
Untuk meletakan
eksplan yang akar di kultur
|
14
|
Pinset
|
|
Untuk mengambil
eksplan
|
15
|
Pengaduk Kaca
|
|
Untuk mengaduk
larutan dalam pembuatan media kultur
|
16
|
Sarung Tangan
(Gloves)
|
|
Untuk melindungi
tangan dari panas
|
17
|
Karet Gelang
|
|
Unttuk mengikat alat-alat
yang akan disterilkan
|
18
|
Aluminium foil
|
|
Untuk menutup botol kultur
|
19
|
Beker Glass
|
|
Untuk tempat
membuat media/tempat
melarutkan larutan
|
20
|
Kertas Payung
|
|
Untuk membungkus
alat-alat yang akan di sterilisasi
|
B. Pembahasan
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan ditempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Seperti
disebutkan sebelumnya bahwa
kondisi yang aseptic merupakan
syarat yang mutlak
dalam tahapan perbanyakan
tanaman secara kultur jaringan. Lingkungan
aseptic sebagai salah satu syarat utama suksesnya kegiatan kultur jaringan
perlu diterapkan dengan sungguh-sungguh. Untuk itu perlu adanya usaha
sterilisasi peralatan yang akan digunakan dalam proses kultur.
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi media
mikrobiologi, peralatan gelas laboratorium dan dekontaminasi atau membunuh
bakteri. Pada prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan
dari uap air. Temperature sterilasi biasanya 1210C, tekanan yang
biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya
sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan
selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang
disterilkan.
Prinsip kerja autocalve:
o Proses Sterilisasi pada Autoclave
adalah memanfaatkan panas dan tekanan uap dalam chamber.
o Panas dan tekanan
tersebut dihasilkan oleh pemanasan elemen di dalam chamber yang
dikondisikan menjadi hampa udara.
o semakin besar setting waktu dan suhu
yang digunakan maka semakin besar tekanan yang dihasilkan dalam chamber
sehingga proses sterilisasi akan lebih cepat selesai.
o Tetapi dalam proses
sterilisasi sudah ditentukan besarnya suhu dan lamanya waktu sterilisasi,
tergantung pada hasil kualifikasi nya dan dari setiap bahan /
alat yang akan disterilkan.
Adapun
cara kerja yang baik dalam menggunakan autocalve antara lain, sebagai berikut :
o Sebelum melakukan sterilisasi cek
dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang
ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil
destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
o Masukkan peralatan dan bahan. Jika
mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
o Tutup autoklaf dengan rapat lalu
kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf.
Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
o Nyalakan autoklaf,
diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
o Tunggu sampai air mendidih sehingga
uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman.
Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai.
Penghitungan waktu 15’dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
o Jika alarm tanda selesai berbunyi,
maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di
lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian
klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
Bagian-bagian autoklaf :
1. Panci luar.
2. Panci dalam tempat meletakkan botol dengan alur tempat saluran uap.
3. Tutup beserta penunjuk tekanan dan saluran uap.
4. Katup pengeluaran uap.
5. Pengunci atau klem.
1. Panci luar.
2. Panci dalam tempat meletakkan botol dengan alur tempat saluran uap.
3. Tutup beserta penunjuk tekanan dan saluran uap.
4. Katup pengeluaran uap.
5. Pengunci atau klem.
Komponen-komponen
utama autoclave :
1.
Pressure Gauge (Pengukur Tekanan Gas/Uap) ; tekanan yang disarankan 1,05-1,2 kg/cm2
2.
Thermometer (Pengukur Suhu) ; suhu yang disarankan 121o-125oC
3.
Exhaust Valve
a. Saat
sterilisasi dimulai, valve dinuka sampai ada uap air yang keluar dan menetes
kemudian valve ditutup, tujuannya untuk kesempurnaan sterilisasi (pada saat
velve dibuka gas/udara yang tidak steril keluar)
b. Setelah
sterilisasi selesai (tekanan menunjukan angka 0), valve dibuka kembali untuk
mengeluarkan gas/uap yang tersisa
4. Automatic Pressure Regulating Valve
(Sefety Valve) ; menjaga tekanan uap/gas tetap pada tekanan yang disarankan
Alat-alat logam dan
gelas yang digunakan pada saat penanaman dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat
tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau
dengan pemanasan dalam bacticinerator ataupun pembakar bunsen.
Menurut
Anonim (2009), khusus untuk skalpel, gagangnya dapat disterilkan dengan
pemanasan, namun mata pisaunya (blade) dapat menjadi tumpul bila dipanaskan
dalam temperature tinggi. Oleh karena itu untuk mata pisaunya dianjurkan cara
sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan kaporit.
Sebelum
dimasukkan petridish, pisau scalpel , pinset, dan alat-alat yang lain
(alat-alat logam dan gelas)
terlebih dahulu dibungkus dengan kertas agar tidak kontak langsung dengan uap
air autocalve. Petridish akan mudah rusak (pecah) jika mengalami kontak
langsung dengan uap air yang panas. Sedangkan alat-alat seperti
pisau scalpel dan pinset akan mudah berkarat jika berkontak
langsung dengan uap air. Bagian yang ada tulisan dari kertas pembungkus
harus diletakkan di bagian luar agar tinta yang larut nanti tidak mengotori
alat yang ada di dalamnya.
Peralatan
Kultur Jaringan
o
Cawan petri:
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat
dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan
petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawanyang biasa
berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml,sedangkan cawan
berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
o
Botol kultur: Umumnya
botol-botol kultur terbuat dari bahan yang tahan panas. Syarat botol kultur
adalah dasarnya lebar dan mulutnya kecil, karena mulut botol yang lebar
memungkinkan kontaminasi yang lebih besar. Sama seperti glassware yang
lain sterilisasi botol kultur dengan autoclave tetapi sebelumnya dicuci bersih
dengan deterjen dan dikeringkan. Ketika dimasukkan ke dalam autoclave mulut
botol kultur ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet gelang.
o
Alumunium foil: adalah Alumunium foil lembaran
aluminium tipis yang dapat dipakai untuk berbagai macam aplikasi memasak
ataupun lainnya. Salah satu keuntungan dari menggunakan aluminium foil adalah
karena sifatnya yang dapat digunakan kembali hingga beberapa kali. Di dalam
kultur jaringan aluminium foil berfungsi untuk menutup botol kultur.
o
Seal : Seal digunakan untuk menutup botol kultur atau
botol ukur. Tujuannya adalah untuk meminimalisir masuknya kontaminan ke dalam
botol kultur atau bisa juga untuk mencegah bahan-bahan atau larutan dalam botol
tumpah.
o
Kertas payung: Kertas ini digunakan untuk
membungkus alat – alat kultur dan petridish sebelum
disterillisasikan.
o
Karet
gelang: Karet gelang digunakan sebagai pengikat penutup
botol yakni plastik atau juga untuk mengikat kertas pembungkus petridish dan dissecting
kit selama proses sterilisasi dengan autoclave.
o
Suntikan: Jarum injeksi digunakan untuk mengambil larutan stok
dalam pembuatan media atau untuk memasukkan larutan (enzim) dalam pekerjaan
isolasi protoplas ataupun untuk keperluan lain. Jarum injeksi ada dua macam
yaitu yang terbuat dari plastik dan yang terbuat dari kaca. Jarum injeksi ada
yang dapat disterilisasi dengan autoclave ada juga yang dengan mengganti jarum
suntiknya.
o
Scalpel: scalpel atau pisau dalam
kultur jaringan digunakan untuk mengiris atau memotong eksplan. Scalpel ada dua
macam yaitu scalpel biasa yang dapat dipakai seterusnya (selalu disterilkan
dengan autoclave) dan scalpel blits. Scalpel jenis blits mata pisaunya dapat
dipasang menurut ukuran yang dikehendaki. Tangkainya dapat disterilkan dengan
autoclave sedangkan mata pisaunya hanya sekali dipakai. Scalpel blits digunakan
untuk mengiris bahan isolasi protoplas karena membutuhkan irisan yang sangat
tipis (Daisy dan Ari, 2002).
o
pH meter: pH meter yang dipakai pada
praktikum kali ini menggunakan pH meter otomatis. Pengukuran pH media, ujung
sensor dimasukkan ke dalam larutan media, pada monitor akan muncul nilai pH
media. Tinggal kita tambahkan NaOH jika terlalu asam dan HCl jika terlalu basa.
o
Gelas ukur: Berguna
untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur
volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus
cekung larutan.
o Erlenmeyer : Alat ini digunakan dalam kultur
jaringan tanaman sebagai sarana menuangkan air suling maupun untuk tempat media
dan penanaman eksplan.
o Laminar
Air Flow Cabinet (LAFC): Alat ini letaknya di ruang penabur,
yaitu ruang yang selalu harus dalam keadaan steril. Alat ini digunakan sebagai
tahap perlakuan penanaman.
o Shaker
(penggojok) : Merupakan alat penggojok yang
putarannya dapat diatur menurut kemauan kita.
o Sarung tangan: Sarung tangan adalah sejenis pakaian yang menutupi tangan, baik secara sebagian ataupun secara keseluruhan. Fungsi
sarung tangan ialah untuk melindungi sang pemakai dari pengaruh lingkungan
sekitarnya atau melindungi lingkungan sekitar dari tangan sang pemakai.
o
Timbangan
Analitik : jenis
alat ini bermacam-macam, tetapi yang penting adalah timbangan yang dapat
dipergunakan untuk menimbang sampai satuan yang sangat keil. Alat ini berfungsi
sebagai alat untuk menimbang bahan-bahan kimia yang digunakan untuk kultur
jaringan.
o
Stirer : Alat
ini berfungsi untuk menggojok dengan pemanas. Dengan menggunakan listrik, alat
ini berfungsi sebagai kompor di samping sebagai penggojok.
o
Pembakar spiritus:
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril
adalah pembakar spiritus. Api yang menyala dapat membuat aliran udara
karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar
dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain,
bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang
berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan
bakar gas atau metanol.
o
Tabung Reaksi:
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan
menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup
tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium
foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2
bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak ( deep tube agar ) dan
agar miring(slants agar ). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan
tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak
terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu
dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alas an
efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.
o
Pipet Tetes:
Fungsinya sama dengan pipet ukur yaitu digunakan untuk memindahkan suatu cairan
atau larutan, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl /
NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dll.
o
Autoclave:
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 15 psi atau sekitar 2 atm dandengan suhu 121oC
(250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15
pon tiap inchi 2(15 psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi
yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
1. Botol bersih diberi beberapa
tetes aquadest dan tutup dengan kertas atau aluminium foil (jangan terlalu
kencang bila menggunakan aluminium foil). Untuk botol-botol yang mempunyai
tutup yang autoclave, jangan tutup terlalu kencang, karena selama pemanasan
terjadi pemuaian.
2. Alat-alat yang perlu disterilkan
sebelum penanaman adalah: pinset, gunting, gagang skalpel, kertas saring,
petri-dish, botol-botol kosong, jarum dan pipet.
3. Alat-alat dan kertas saring
dibungkus rapi dengan kertas tebal atau ditaruh dalam baki stainless steel dan
bakinya dibungkus dengan kain tebal sebelum dimasukkan dalam autoklaf.
Alumunium foil tidak direkomendasikan sebagai pembungkus, karena uap tidak
dapat masuk ke dalam bungkusan. Alat-alat sektio seperti pinset, gunting,
gagang skalpel, dan jarum, dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang.
Hindarkan penggunaan Al-foil karena uap sukar masuk kedalam bungkusan sehingga
sterilisasi kurang efektif.
4. Petri-dish akan disterilkan, juga
dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang.
5. Temperatur yang digunakan untuk
sterilisasi botol kultur kosong dan alat-alat yang akan digunakan untuk menanam
eksplan, adalah 121
pada tekanan 15 psi (pound per square inch)
atau 1 atm selama 30-60 menit. Penghitungan waktu sterilisasi dimulai setelah
tekanan dan temperatur yang diinginkan tercapai.
Pada
prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap air.
Temperature sterilasi biasanya 121
, tekanan yang biasa digunakan antara
15-17,5 psi( pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi
tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam,
tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan.
Sterilisasi media yang terlalu lama menyebabkan :
1.
Penguraian gula.
2.
Degradasi vitamin dan asam-asam amino.
3.
Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.
4. Perubahan pH yang berakibatkan
depolimerisasi agar.
( Lydiane Kyte & John Kleyn. 1996 : 169).
Suhu
sterilisasi yang disarankan adalah 121°C, hal ini dikarenakan suhu
tersebut merupakan suhu kritis, dimana
seluruh bentuk kontaminan tidak dapat bertahan hidup/mati. Sedangkan khusus
untuk lama sterilisasi sifatnya disesuaikan dengan volume media yang disterilisasi dan besarnya suhu yang
diinginkan, Semakin banyak volume media maka semakin lama masa sterilisasinya.
Biasanya untuk lama sterilisasi 20 menit, volume media yang digunakan berkisar
20-30 ml/botol atau 70-100ml/cup plastik atau 1 liter botol Schoolt atau 4
liter botol Erlenmeyer.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Ø Berdasarkan data hasil pengamatan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sterilisasi peralatan kultur dilakukan
sebagai salah satu syarat utama suksesnya kegiatan kultur jaringan yang perlu
diterapkan dengan sungguh-sungguh, salah satunya dengan menggunakan autoclave
pada suhu 1210C pada tekanan 15-17,5 psi. selama 30 menit. Beberapa
peralatan yang di sterilisasi menggunakan autoklaf antara lain botol kultur,
petridish, Erlenmeyer, aluminium foil, scalpel, dan pinset.
Ø Bagian-bagian autoklaf :
1. Panci luar.
2. Panci dalam tempat meletakkan botol dengan alur tempat saluran uap.
3. Tutup beserta penunjuk tekanan dan saluran uap.
4. Katup pengeluaran uap.
5. Pengunci atau klem.
1. Panci luar.
2. Panci dalam tempat meletakkan botol dengan alur tempat saluran uap.
3. Tutup beserta penunjuk tekanan dan saluran uap.
4. Katup pengeluaran uap.
5. Pengunci atau klem.
Ø Alat-alat logam dan gelas yang
digunakan pada saat penanaman dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam
seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau
dengan pemanasan dalam bacticinerator ataupun pembakar bunsen. Khusus untuk
skalpel, gagangnya dapat disterilkan dengan pemanasan, namun mata pisaunya
(blade) dapat menjadi tumpul bila dipanaskan dalam temperature tinggi. Oleh
karena itu untuk mata pisaunya dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan
dalam alkohol atau larutan kaporit.
B.
SARAN
Sterilisasi alat harus
dilakukan sesuai prosedur dan teliti agar tidak terjadi kontaminasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar